Karya Ilmuwan Muslim di Bidang Geografi
Orang-orang Arab telah menciptakan banyak disiplin ilmu. Mereka lebih senang menyebut ilmu Al-Ha-iah dari pada ilmu Astronomi, ilmu Al-Adad dari pada ilmu Aritmatika, ilmu Handasah atau Andarah dalam bahasa Persia daripada ilmu Geometri. Kata Geografi yang artinya adalah menggambar bumi adalah masih baru dalam bahasa Arab. Buku-buku yang ditulis orang-orang Arab tentang geografi menggunakan judul-judul seperti Al-Buldan atau Al-Masalik uta Al-Mamalik.
Ilmu Geografi atau yang dikenal orang-orang Arab sebagai ukuran negeri-negeri berbasis pada ekspedisi ke negeri-negeri yang berbeda, mengkaji tanahnya, lembah, batu sungai, selat perbatasan, gunung/ bukit, melihat tradisi dan ideologi penduduknya, kekayaan dan system transportasi mereka.
Mengetahui iklim negeri tersebut, letak kota-kota besarnya, peranannya dalam segi ekonomi, industri dan strategi, kemudian mencatat semuanya setelah dianalisa berdasarkan asas-asas ilmiah yang benar dengan memperhatikan penelitian para pendahulu dan mencari tahu informasi-informasi dari buku-buku mereka, lalu menyebarluaskan kajian-kajian ilmiah dan teoritis ini agar bermanfaat bagi orang-orang yang konsen dengan ilmu ini.
![]() |
Peta lalu lintas perairan di gambar Ahmad bin Majid |
Sejak abad 1 Hijriyah atau abad ke 7 Masehi pengetahuan orang-orang Islam tentang bagian-bagian bumi dan sifat-sifat bumi semakin meluas seiring dengan meluasnya ekspansi mereka ke berbagai negeri. Sejak itulah mereka mengenal penggunaan dan pembacaan peta.
Karya-karya yang Ditulis Ilmuwan Arab dan Islam dalam Ilmu Geografi
Berikut ini adalah contoh karya tulisan berupa buku yang menjelaskan metode ilmiah dalam penelitian dan penulisan, yang mencerminkan perhatian terpenting yang membedakan pemikian geografi pada masa kemajuan Islam.
1.- Buku Ahsan At-Taqasim fi Ma'rifah Al-Aqalim, Karya Al-Maqdisi
Dalam buku ini Al Maqdisi banyak membahas tentang geografi deskriptif tentang permukaan bumi, wilayah dan bagian politik (geopolitik), jarak-jarak, lalu lintas transportasi, geografi manusia yang membahas tentang cuaca, pertanian, kelompok manusia, bahasa, perdagangan, perilkau, tradisi, kondisi politik, pajak, situs-situs suci. Akan tetapi buku ini tidak banyak merinci tentang geografi alamiah yang berkaitan dengan gunung dan sungai. Al Maqdisi meninggal tahun 1000 M.
2- Buku Shifah lazirah Al-Arab, Karya Hasan bin Ahmad Al-Hamdani,
Buku ini telah disunting oleh Muller di Leiden pada tahun 1884.Orientalis dari Swedia Kristofertul menyebut buku ini menyamai buku buku geografi karya Yaqut dan Al-Bakri. Dalam buku ini Al-Hamdani membahas geografi Potalemus. Ia membahas teori musim dan melontarkan pendapat yang berseberangan dengan pendapat Potalemus tentang wama kulit penduduk-penduduk khatulistiwa dan tentang pembagian dunia menjadi lebih dari tujuh wilayah.
Al-Hamdani dalam laporan-laporan dan deskripsinya tentang geografi berdasar pada pengamatan pribadi dan pendapat-pendapat independen sambil memperhatikan pendapat-pendapat sebelumnya dan mengkritiknya secara obyektif.
Buku ini menurut para pakar merupakan buku geografi deskriptif yang baik. Buku ini adalah buku sastra geografi yang khusus membahas geografi bangsa Arab. Buku ini memuat kajian obyektif tentang karakteristik bumi dan fenomena alam, tentang manusia dan kesempatan hidup di perkotaan dan perkampungan juga berisi kajian tentang sumber-sumber kekayaan hewani dan tambang. Hasan bin Ahmad Al-Hamdani meninggal abad ke 10 M.
3- Al-Mamalik wa Al-Masalik, atau Shurah Al-Ardh, Karya Abul Qasim Muhammad bin Hauqal Al-Mushili.
Petualangan ilmiahnya memakan waktu 30 tahun. Dalam petualangannya ia mengeliling dunia Islam dan sampai ke negara Bulgaria dan sungai Volga. Ibnu Hauqal memperhatikan semua bagian-bagian bumi baik yang dihuni maupun yang tidak dihuni. Ia juga mengamati pusat-pusat peradaban di Barat dan Timur. Ia juga membuat peta-peta.
Setiap wilayah beliau gambar sendiri dalam gambaran dan bentuk yang mengisahkan tentang wilayah-wilayah tersebut, lalu aku sebutkan tempat-tempat dan titik-titik yang mengitarinya, apa yang ada di dalamnya dari hukum-hukum dan ketinggiannya, sungai-sungainya, laut-lautnya, apa yang perlu diketahui darinya tentang sumber kekayaannya, harta pajak, kharaj, upeti, jarak jalan dan aktivitas perdagangan. Sebab hal ini adalah satu ilmu sendiri yang menjadi perhatian para penguasa, pejabat dan orang terpandang dari berbagai lapisan masyarakat."
4- Buku Tahqiq Ma fi Al-Hind min Maqulah Maqbulah fi Al-Aql Au Mardzulah, atau buku Kitab Al-Hind, Karya Al-Bairuni.
Nilai buku ini terungkap dalam perkatan Aldumaili bahwa buku ini merupakan referensi utama baik dalam perspektif ilmu Arab maupun ilmu India. Dalam bukunya Al-Bairuni melihat dengan akal seorang filosof matematika yang paham betul tentang metode penelitian menurut Aristoteles, Plato, Potalemus dan Galinus. Al-Bairuni cakap dalam mengkritik dan meneliti, netral dalam penelitiannya dan memperhatikan hakikat sejarah semampunya.
Al-Bairuni membagi bukunya ini menjadi 8 bab yang membahas tentang kepercayaan orang-orang India dan syariah mereka, hukum hukum fardhu dan ibadah mereka seperti warisan, puasa, kurban, kemampuan, haji, sedekah, hari raya, hukuman, makanan dan minuman yang diperbolehkan dan yang dilarang. Ia juga menyebutkan tentang sistem kasta dalam masyarakat mereka dan hukum-hukumnya, bentukbentuk tulisan dan cara menulis, warisan sastra dan ilmu.
Orientalis dari Jerman Dr. Edward Sakhaw meneliti buku ini dan menerbitkannya pada tahun 1878. Terjemahan bahasa Inggrisnya diterbitkan di London pada tahun 1879 dan setelah itu muncul cetakancetakan lainnya. Melihat pentingnya buku ini para ilmuwan dan pengkaji geografi mengakui pengaruh Al-Bairuni dalam kemajuan dan perkembangan ilmu ini, sampai sebagian mereka menjuluki Al-Bairuni sebagai Potalemus dari Arab.
5- Nuzhah Al-Musytaq filkhtiraq Al-Afaq, Karya Asy-Syarif Al-Idrisi.
Ia adalah ahli geografi dari Arab yang masyhur pada abad ke 12M. Ia menceritakan tentang kisah penulisan buku ini atas permintaan raja Roger II Raja Sicilia, Italia dan Afrika Utara. Ia mengatakan bahwa ketika raja ingin tahu tentang bagian-bagian imperium kekuasaannya, perbatasan-perbatasan laut dan darat, iklim tiap kawasary lautary teluk yang mengelilinginya dan ingin tahu tentang bangsa-bangsa lainnya, sang raja memerintahkan kepadaku untuk menulis buku yang memuat deskripsi lengkap tentang kota-kota dan negeri yang menjelaskan alamnya, budaya, dan aktivitas manusia di dalamnya. Disamping menyebutkan gunung & lautan, sungai, bukit, lembah; membahas tentang biji-bijian, buah-buahan, tanaman yang tumbuh berkembang di negara-negara tersebut, juga tentang seni-seni, kerajinan yang ditekuni tiap wilayah tentang komoditas ekspor dan impor, kondisi kehidupan rakyat, adat, tradisi, dan bahasa yang dipakai di antara mereka.
6- Buku Al-Fawa'id fi llshul llm Al-Bahr wa Al'Qawa'id, Karya Syihabuddin Ahmad bin Majid An-Najdi.
Ia dijuluki sebagai singa lautan pada abad ke 15 M. Ini disebabkan ketenarannya dalam berpetualang di lautan dan menulis tentang laut. Karyanya mencapai 40 buku yang diteliti oleh beberapa orientalis seperti Gabriel Faran dan Krachkoviski.
Buku Al-Fawa'id ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama berisi teori tentang perkembangan lalu lintas laut, kompas, hal-hal yang harus diketahui para nahkoda, posisi bulan, arah angin dan hubungannya dengan kompas dan pembagian-pembagiannya, dan terbit dan terbenamnya sejumlah planet dan bintang. Bagian kedua dari buku ini adalah berisi praktik yang membahas tentang deskripsi pantai-pantai, pulau-pulau dan tanda-tandanya yang membantu para pelaut untuk mencari petunjuk dalam lalu lilntas laut dan mendekatkan perahau ke dermaga.(EP)
0 Response to "Karya Ilmuwan Muslim di Bidang Geografi"
Post a Comment